Cita


Cita ibarat tempat yang jauh dari lilin

Seperti jalan yang dilihat semakin jauh akan mengkrucut. Seperti cahaya lilin, tempat yang jauh dari lilin akan semakin gelap. Seperti itulah cita. Cita ialah angan, harapan, keinginan, mimpi dan sebagainya yang perlu diwujudkan. Tetapi semakin besar mimpi bisa saja dirasa tak mungkin terwujud.

 

Sejak kita lahir sepertinya kita telah tumbuh rasa cita atau keinginan. Seperti menangis memohon mengisi perut yang lapar. Ketika mulai beranjak anak-anak dan paham bagaimana mengungkapkan keinginan kita akan menunjuk apa yang diinginkan entah mainan entah jajanan. Ketika kita dikenalkan profesi, kita ditanya “mau jadi apa nanti sayang?” oleh ibu atau siapapun. Kita akan menjawab apa saja yang elok dan gagah seperti dokter, polisi, dan tentara. Itulah yang kita jawab dan mengenal cita

 

Ketika masuk remaja akan begitu banyak cita yang akan ada dalam pikiran. Entah cita itu bisa diraih kala itu atau nanti kala perjalanan hidup panjang telah dilalui. Entah berapa cita yang pernah melintas di pikiran seorang remaja. Entah soal karirnya, hobinya, penjelajahannya, bahkan pujaan hatinya.

 

Kini sebab cita kita sering terjebak dalam keraguan, ketakutan dan kebingungan. Keraguan akankah cita itu terwujud? Ketakutan akan gagal dan tidak sesuai harapan. Kebingungan memulai dari mana dan harus dari mana? Itu bisa saja sebab belum berani mencoba. Takut. Bagaimana kita tau kelemahan kita kalo tidak mencobanya?

 

Lantas ketika cita sudah berusaha diperjuangkan tuk diraih belum tentu mulus dan tercapai. Mungkin saja belum apa-apa tapi sudah terhalang dan mau tak mau mimpi itu terpaksa digugurkan. Hingga merasa ini titik terendah. Maka ketika gagal atau terhalang hanyalah selimut ketenangan dengan pikiran baik. Mungkin saja ada rencana lebih baik yang tidak diketahui tetapi diketahui Yang Maha Mengetahui.

 

Cita atau mimpi tak salah jika itu besar dan tinggi. Malah itu harus. Semakin banyak cita sepertinya baik-baik saja selama berani dan tau yang utama tuk diperjuangkan. Ketika bercita tinggi dan banyak jangan lupa berani melangkah mewujudkannya. Entah cita yang mana akan terwujud dahulu atau malah tergantikan yang lebih baik. Kita hanya perlu berusaha dan berani tuk mewujudkan cita. Sebab jika tak berani melangkah, cita hanya sebuah mimpi.


Komentar