Sebutlah yang Pergi Dengan Bunga

 


Pernahkah terkagum dengan sepucuk bunga? Jika iya, apa yang dilakukan? Mestinya jika elok akan kita pandang bahkan kita abadikan dengan memfotonya. Jika bunga itu harum kita akan menghirup baunya. Itulah yang kita ingat akan bunga yang akan layu pada waktunya. Bukankah begitu?


Tanaman berbunga itu mungkin saja kita rawat sejak masih bibit dan belum memungkinkan berbunga. Kita beri ia pencahayaan sinar matahari yg cukup, diberi air dan pupuk dengan perawatan yang baik sebagai bentuk kasih sayangnya pada tanaman berbunga itu.


Ketika muncul kuncup sepucuk bunga kita akan tersenyum bahagia. Seolah-olah bunga itu juga tersenyum. Berawal dari situ kita akan menunggu dan penasaran bagaimana nanti kuncup bunga itu mekar? Namun, setelah mekar temtu akan layu seolah perlahan senyuman dari bunga itu perlahan memudar dan menghilang.


Terkdang pertemanan itu seperti bunga. Tak ada yang abadi. Suatu saat akan memudar dan memungkinkan tak muncul kembali. Tapi dari pertemanan itu tentu seperti bunga. Kenangan-kenangan indah itulah yang tersimpan dalam ingatan. Mulai dari bagaimana saling kenal, menjalani pertemanan dengan sendagurau dan tragedi, sampai perlahan memudar atau lenyap begitu saja.


Selepas memudar atau lenyap, seperti bunga yang harum nan elok tadi. Hanya tersisa kenangan dalam pikiran dan potret bersama. Namun, ada perbedaannya jika bunga tlah layu tentu akan gugur dan akan tergantikan dengan yang lain. Kalaulah teman bisa saja seperti bunga, akan ada penggantinya atau jika beruntung teman yang sama itu bisa bersama kembali.


Jadi, sebutlah ia yang pergi, dirindukan dan belum atau tidak akan kembali dengan bunga. Paling tidak kita mengenang keindahan dan kebaikannya. Seperti bunga yang terpotret elok.


Yk, 4 Febuari 2020

Komentar