Memaknai Siapakah Guru?

 

Dok. pribadi


Secara bahasa guru diartikan orang yang pekerjaan, mata pencahariannya, atau profesinya mengajar. Itu secara harfiah. Namun, coba kita maknai lebih luas dan maknawi lagi. Apakah benar guru itu sebagai pekerja? Iya, tapi kita juga pernah dikenalkan bahwa guru ialah pahlawan tanpa jasa. Ini juga bisa dibenarkan. Karena dalam diri seseorang guru yang dengan ikhlas, tabah, dan mau terus mencari pengetahuan untuk ia berikan pada muridnya. Apakah ada yang bisa membayar keikhlakasan dan ketabahan sosok guru dalam memberi pengajaran? Sepertinya belum ada bahkan tidak ada yang bisa membayar jasa itu.

 

Kabar tentang gaji kecil, gaji tak dibayar, dan hak-hak guru yang belum terpenuhi masih terdengar di media. Ini tentu bertolak belakang dengan apa yang ada di atas. Tetapi ini wajar, kita semua termasuk perlu pemasukan untuk kehidupan bukan? Jika demikian mungkin saja akan berdampak pada bagaimana berjalannya pendidikan. Padahal pendidikan itu salah satu penopang kemajuan diri seseorang bahkan sebuah negara. Sebuah ilmu pun yang diajarkan bukan untuk jangka pendek saja namun dapat digunakan dalam jangka panjang.

 

Itu tadi sosok guru yang kita kenal dalam lingkungan sekolah. Guru yang mengajar dalam ruang kelas. Jika kita lebih membuka lebar siapa sosok guru? Mungkin saja akan dijawab semuanya bahkan alam itu ialah guru. Sebab dari situ ada pesan atau pengetahuan yang dapat kita tangkap. Ini jika peka dan dapat memaknainya. Selama itu ada pesan kebaikan yang dapat kita ambil. Bukankah guru tentu akan menyebarkan ilmu yang baik?

 

Dok. pribadi

Misalnya saja  seorang yang mungkin tidak memiliki pendidikan yang tinggi, cukup sederhana, tetapi ia memiliki hal-hal yang patut kita tiru karena itu baik. Atau koruptor pun bisa dijadikan guru. Sebab guru juga mengingatkan muridnya bukan ketika melakukan kesalahan? Dari kesalahan orang kita seharusnya juga bisa mengambil hikmah jangan melakukan hal buruk nanti mendapatkan ganjaran apa, dampaknya apa, dan sebagainya.

 

Atau pada alam. Kita mengenak peribahasa “bagaikan padi, semakin masak semakin merunduk”. Di sini alam memberikan pesan kehidupan agar tidak sombong ketika mencapai kemampuan yang sangat dikuasai, bertambah usianya, atau jabatan yang tinggi. Sebenarnya pun jika kita amati banyak pesan dari alam yang dapat kita maknai.

 

Kembali lagi ke guru secara harfiah mengajar dalam kelas. Aku teringat dengan sosok guru semasa SMP. Ia guru yang menurutku benar-benar sosok guru. Ia pernah menceritakan bahwa pertama kali ia mengajar sekolah satu atap di sebuah pulau kecil di Kota Batam. Ia menceritakan bagaimana perjuangannya menyebrang menggunakan perahu motor bersama siswanya. Tak jarang mereka harus bersandar di pulau tak dikenal karena cuaca dan ombak yang kurang bersahabat. Ia juga menceritakan bagaimana semangat belajar di sekolah itu. Sampai ia dipindahkan ke sekolah yang aksesnya cukup perjalanan darat hingga akhirnya dipindah tugaskan ke SMP ku waktu itu.

 

Dok. pribadi. Bersama Guru IPS masa SMP


Tetapi bukan karena perjuangannya mengajar di sebuah pulau itu yang ku ambil. Tetapi aku melihat keikhlasan dan ketabahannya dalam mengajar. Sampai sekarang aku masih merasa ia lah guru yang mulia yang bisa ku kenal. Terakhir aku berjumpa dengannya sebelum masuk kuliah ketika ia datang ke Semarang.  Ia tetap sosok guru yang aku kenal. Ia juga yang menjadi faktor eksternal ketika aku memutuskan untuk mengambil jurusan IPS pada masa SMA. Sebab ia menjelaskan materi pembelajaran cukup mudah dimengerti bagiku.

 

Mungkin ia adalah sosok nyata Guru Aini dalam Novel Guru Aini karya Andrea Hirata. Sebab ketulusan dan ketabahan dalam mengajar ada dalam dirinya sebagai sosok guru. Semoga saja Hari Guru bukan sekedar seremoni belaka. Namun, benar-benar penghargaan guru secara tulus dari semua pihak. Bagiku guru selain mengajarkan ilmu akademik dan sikap dengan ikhlas dan tabah, guru itu bukan sosok yang minta dihormati dan diakui. Tetapi dengan makna yang luas yang ada di atas tadi mungkin guru ialah bukan yang mencari pengakuan tetapi ia diakui guru oleh murid bahkan siapa pun itu.

 

Oleh: Muhammad Irfan Habibi

Komentar