Pernahkah ragu dan memikirkan "nanti ngaret ga ya?", "Molor ga ya?. Seeprtinya tidak usah ditanya lagi, mesti pernah.
Bagi orang yang suka tepat waktu mungkin akan menjengkelkan untuk menunggu. Mungkin jika tidak sampai begitu lama, 5 hingga 15 menit atau ya mentok-mentok 30 menit tidak masalah. Tapi segitu sebenarnya sudah menjengkelkan bukan? Apa lagi yang janjian atau penyelenggara tak ada kabar. Ya, mungkin bisa jadi digantung.
Sampai-sampai mungkin kita yang suka dengan tepat waktu memiliki dilema tepat waktu seperti biasanya atau memolorkan sedikit. Iya, keduanya punya risiko. Tepat waktu bisa saja yang hadir baru sedikit, acara belum di mulai, atau bahkan belum ada apa-apa sama sekali.
Sementara kalo kita mengulur waktu mungkin akan tergesa-gesa, dan sampai sana tau-tau sudah mulai. Tidak ingin bukan?
Jadi, apakah kita menghalalkan saja ulur-ulur waktu alias ngaret ini? Ya, sebaiknya jangan. Tetaplah menjadi orang yang tepat waktu bahkan sebelum benar-benar tepat. Ya, setidaknya kita menunggu bukan ditunggu. Lagi pula yang harusnya ga enakan bukannya yang ditunggu bukan?
Lalu bagaimana yang sudah terlanjur dan tertanam dalam diri "halah paling ngaret, entar aja deh." Stop. Rubah pola pikir itu. Sebab jika seperti itu bisa saja dicap orang karet dan "yasudahlah, tinggal saja orang-orang ngaret ini." Ga mau kan ditinggalin?
Lagi pula jika semua berusaha tepat waktu bisa lebih cepat menjalankan acara atau agenda yang sudah diagendakan bukan?
Yk, 17 November 2021
Komentar
Posting Komentar