Bersama Para Penerus Perjuangan Kartini



Kesekian kalinya “sendiri” laki-laki di antara beberapa perempuan. Kali ini dalam sebuah tim KKN. Bisa dikatakan 1:12. Beda dengan dahulu yang hanya kelompok kecil ketika di bangku menengah atas dalam sebuah ekstra kulikuler rasanya. Sebab dalam waktu yang agak lama dan bisa dikatakan seharian penuh.

 

Berdiskusi, merencanakan, dan melaksanakan, sebuah hal yang seru dan menantang. Ini juga diselingi guyon yang agak menghibur.

 

Mungkin ini menjadi masalah bagi seorang laki-laki ketika menjadi seorang minoritas. Entah risih, tak nyaman, merasa terbebani dan sebagainya yang dirasakan.

 

Namun, beberapa kali aku rasa tak ada masalah sebenarnya selama kedua pihak baik-baik saja. Buat apa risih? Kalaulah bisa saling menerima, membantu, dan memahami tampaknya hal yang baik.

 

Kali ini diuji kembali diriku di antara para penerus perjuangan Kartini.

 

Sejak masuk pendidikan menengah atas aku memiliki pandangan tentang ini. Bagiku tak ada masalah jika berada di antara mereka. Toh mereka juga memiliki hak yang sama dan mungkin saja memiliki hal lebih pada diri seorang laki-laki.

 

Itulah yang ku lihat selama aku berteman dengan mereka. Bersama mereka ku pikir juga ada kalanya saling melengkapi.

 

Secara pola pikir mungkin berbeda. Tapi ada hal-hal baik bagaimana mereka berpikir. Dari situ bagiku ada pandangan yang lebih terbuka.

 

Jepara, 30 Juni 2022 

Komentar