Tepung Mocaf Produksi KWT Srikandi Desa Cepogo, Jepara

 

Foto bersama Bu Tin, di depan rumahnya yang juga sebagai tempat berkegiatan KWT Srikandi Desa Cepogo, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara.

 

Produk rumahan di Desa Cepogo, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara ada beberapa, misalnya tepung mocaf yang dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi. Tepung mocaf berbahan dasar singkong yang digunakan sebagai pengganti tepung terigu. Tepung mocaf memiliki keunggulan rendah kandungan gula.

 

Pengelola utamanya ialah Bu Marfuatin, atau akrab disapa Bu Tin. Kami mahasiswa KKN mendengar cerita bagaimana mulanya memproduksi dan menjual tepung mocaf. Di rumah Bu Tin yang biasanya juga dibuat perkumpulan PKK, posyandu lansia, dan kegiatan masyarakat lainnya, kami beberapa berbincang di situ.

 

Bu Tin memproduksi tepung mocaf ini bermula setelah mendapatkan pelatihan pembuatan tepung mocaf di Gunung Kidul, DI. Yogyakarta. Ia dan peserta lainnya selain mendapatkan pelatihan juga mendapatkan bantuan berupa alat-alat produksi.

 

Dari situ ia tidak ingin alatnya menganggur dan tidak memanfaatkan apa yang sudah didapatkan ketika pelatihan.

 

Ilmu itu Bu Tin terapkan di KWT Srikandi. Pembuatan tepung mocaf di KWT ini tidak setiap hari, diutamakan pada musim kemarau. Biasanya sekali produksi menggunakan dua kuwintal singkong. Awalnya singkong itu dikupas dan dipotong tipis-tipis. Selanjutnya singkong direndam air yang telah dicampur kapur. Perendaman ini dilakukan berulang kali dengan mengurangi air dan ditambahi air yang baru.

 

Setelah itu dikeringkan dengan cara dijemur di bawah teriknya matahari. Bu Tin memilih menjemur di bawah matahari karena hasil yang diperoleh lebih bagus dibanding dikeringkan menggunakan oven. Singkong yang telah dijemur dan kering ini disebut cips. Warnanya putih, tidak kasar.

 

Cips inilah yang digiling dan menjadi tepung mocaf. Namun, Bu Tin tidak menggiling seluruh cipsnya hanya beberapa. Selebihnya disimpan dan akan digiling ketika stok sudah mulai habis.

 

Tetap Produksi

Bu Tin juga mengatakan bahwa kelompok lain yang mendapatkan pelatihan bersamanya banyak yang tidak melanjutkan. Hal ini karena mahalnya bahan baku dan permintaan pasar yang tak begitu banyak.

 

Namun, Bu Tin lagi-lagi tak mau menyiayiakan. Ia tetap memproduksi tepung mocaf. Ia beralasan karena ini baik untuk kesehatan. Selain itu, tepung ini juga memberdayakan ibu-ibu di KWT Srikandi. Bu Tin pun juga terbuka bagi siapa pun yang ingin belajar memproduksi tepung mocaf.

 

Tepung Mocaf ini memang memiliki pasar tersendiri seperti orang diet, menjaga kesehatan, dan sebagainya. Tepong Mocaf KWT Srikandi ini pun memiliki pembeli dari berbagai daerah, termasuk Jakarta. Tepung mocaf produksi KWT Srikandi dijual dengan harga Rp. 20.000/Kg.

 

Bu Tin pun mengatakan, tepung mocaf ini bukan hanya dijual dalam bentuk tepung saja. Namun, juga diolah menjadi makanan seperti egg roll, brownis, kue kering, dan sebagainya. Biasanya olahan dari tepung mocaf ini dibuat ketika ada acara atau mendekati lebaran.

Komentar