![]() |
Sekelompok nelayan yang sedang memperbaiki jala yang digunakan untuk menangkap ikan, Sabtu (19/11/2022). Dok. Pribadi. |
Nelayan, mengarungi lautan mencari hasil laut untuk menyambung hidup. Bahtera yang tampak sederhana dengan suara khas mesin disel.
Namun, deruan mesin yang khas itu tampaknya akan terdengar tak ramai. Tak seperti yang diceritakan kapal-kapal itu setiap hari seharian penuh mengarungi lautan.
Hak tersebut disebabkan angin kencang dan cuaca yang tak mendukung pada Sabtu (19/11/2022) menyebabkan para nelayan ikan di Pesisir Utara Jawa, tepatnya di Desa Sendang Sikucing, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, tak melaut.
![]() |
Kapal nelayan di Desa Sendang Si Kucing, Kecatan Rowosari, Kabupaten Kendal yang bersandar di sepanjang muara, Sabtu (19/11/2022). Dok. Pribadi. |
Tampak kapal nelayan bersandar di muara. Kapal yang berjejer hampir seragam khas dengan bendera warna-warni dengan paling mencolok Sang Saka Merah Putih.
Di atas kapal tentu saja terlipat rapi jaring yang digunakan untuk menangkap ikan. Beberapa kelompok nelayan sejak pagi tampak berada di pinggir muara persis di samping kapalnya.
Mereka bukan termenung meratapi nasib tak bisa melaut, akan tetapi mereka bersama-sama memperbaiki jala yang digunakan. Jala sepanjang 300 meter diperbaiki dengan sebuah mesin jahit.
![]() |
Penaburan garam ikan-ikan yang akan menjadi olahan ikan asin, Sabtu (19/11/2022). Dok Pribadi. |
Sementara itu, di ujung muara ada sebuah Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Boleh jadi sebab tak banyak yang melaut, hingga matahari tergelincir setelah tepat di atas kepala, TPI sepi.
Di sekitar itu hanya ada beberapa orang yang beraktivitas. Tak jauh dari hasil laut, kegiatan itu yaitu menaburi garam ikan teri. Ditumpuk, ditaburi garam, diaduk, ditaruh di baskom.
![]() |
Kapal-kapal nelayan di laut utara Kabupaten Kendal, Sabtu (19/11/2022). Dok. Pribadi |
Dari pantai tampak lalu lalang yang persis seperti kapal-kapal yang bersandar di muara. Waktu terus berjalan, mungkin saja ketidak pastian hasil tangkapan sedang terjadi.
Matahari makin condong ke barat, satu persatu kapal nelayan mulai masuk muara. Ada yang langsung masuk lebih dalam, boleh jadi tak dapat seekor pun ikan. Ada pula yang berhenti di mulut muara. Tampaknya membongkar muatan ikan hasil tangkapan sebelum dijual di TPI.
Benar saja, sebuah kapal bersandar di dermaga TPI. Satu-persatu basket berisi penuh ikan teri digotong menuju TPI.
![]() |
Membawa hasil tangkapan dari kapal menuju TPI Sendang Si Kucing, Sabtu (19/11/2022). Dok Pribadi. |
Hasil tangkapan itu akan ditimbang terlebih dahulu sebelum dilelang kepada para pengepul. Menawar harga tertinggi ikan pun terjadi. Siapa yang paling tinggi berani menawar itulah yang mendapatkan.
![]() |
Hasil tangkapan nelayan yang telah dimenangkan bakul ikan langsung diberi garam sebagai awal proses pembuatan ikan asin, Sabtu (19/11/2022). Dok Pribadi |
Cerita para pengarung Laut Jawa pun terkisah. Lautan tampaknya memang seperti mengajak mengundi nasib.
Bagaimana tidak? Hasil tangkapan boleh jadi tak sesuai harapan. Kala cuaca buruk dan ombak besar, apa boleh buat?
Bahan bakar yang sulit didapat pun terkadang ikut menghambat. Belum lagi permainan harga para tengkulak yang merugikan.
Naik turun harga hasil laut pun terpengaruhi. Pendapatan bersih pun tampaknya belum cukup untuk memenuhi hidup.
Penulis: Muhammad Irfan Habibi
Komentar
Posting Komentar